Showing posts with label Kasus kekerasan. Show all posts
Showing posts with label Kasus kekerasan. Show all posts

Sunday, August 8, 2021

Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan meningkat selama pandemi (The Best Speech Indonesian Social Action Summit 2021)

Instagram

Salam literasi! 


Halo semua! Welcome back to my blog


Buat kalian yang lagi cari inspirasi speech (pidato) sebagai delegasi dari suatu negara atau provinsi, kalian bisa nih jadiin speech aku sebagai referensi, why? Karena speech ini adalah speech yang aku buat waktu aku dipilih menjadi delegasi komite anak untuk provinsi Nusa Tenggara Barat oleh Indonesian Social Action Summit 2021. Trus? Ya, Alhamdulillah aku dapet award the best speech✨. Artinya, speech (pidato) aku adalah referensi yang terakreditasi untuk kalian. Jangan lupa, selain isi dari pidato, penyampaian kalian harus diperhatikan juga yaa. 

Oiyaaa aku juga punya pesan, buat siapapun yang baca blog aku, kalian hebat, siapapun kalian dan apapun yang kalian impikan pasti akan tercapai suatu hari nanti, karena aku percaya, DIFFERENT FLOWER, DIFFERENT TIME TO BLOOM. It's all about time☺🤍


Yuk langsung ke pidatonya, i hope you find this helpful

https://itstiaralrs.blogspot.com/2021/08/kasus-kekerasan-terhadap-anak-dan.html


KOMITE ANAK : 

ANAK DAN PEREMPUAN INDONESIA SOCIAL ACTION SUMMIT 2021


Nama Kader : Tiara Larasati

Provinsi         : Nusa Tenggara Barat

Topik              : Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan meningkat selama pandemi


           Anak-anak dan Perempuan merupakan tokoh yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan atau mundurnya suatu bangsa. Karena dibalik negara yang maju terdapat perempuan-perempuan yang hebat dibelakangnya. Perempuan merupakan tiang suatu negara, rusaknya perempuan di suatu negara akan rusak pula negaranya. Perempuan sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Anak-anak juga mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi sebuah Negara. Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, memiliki ide-ide besar yang akan memajukan negara ini kelak. Generasi merekalah yang akan menentukan kemajuan atau kemunduran suatu negara. Itu tergantung dari moral serta kualitas yang dimiliki generasi tersebut.

           Moral pada bangsa ini mungkin sudah hilang. Seperti diri yang kehilangan budi pekertinya. Anak-anak dan perempuan pun menjadi objek utama dari hilangnya moral tersebut. Hal itu menyebabkan angka kekerasan terhadap anak-anak dan perempuan semakin tahun semakin parah apalagi di masa pandemi ini yang fokusnya sedang menetap pada virus korona. Siapa pelakunya? Laki laki yang tidak bermoral lah yang menjadi pelaku dibalik semua kekerasan yang kerap kali terjadi. Sifat dari laki-laki yang diindikasikan bertanggung jawab, penjaga, dan pemimpin mungkin menjadi topeng bagi laki-laki yang melakukan tindakan kekerasan. Sebagian dari laki-laki melakukan tindakan yang di luar batas kewajaran terhadap anak-anak dan perempuan.

           Fokus saya dalam hal ini di Nusa Tenggara Barat. Berita tentang kekerasan terhadap anak dan perempuan yang terjadi di NTB seperti, kekerasan fisik, pelecehan seksual, psikis, pemaksaan kerja dibawah umur, pemerkosaan, perdagangan perempuan, KDRT bahkan difabel.

           Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan di masa pandemi Covid-19.


Data di atas merupakan data terbaru dari DP3AP2KB mengenai jumlah kasus dan korban kekerasan. Belum lagi jika ada kasus yang tidak atau belum diketahui. 

Faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan pada anak dan perempuan terutama di NTB disebabkan oleh suatu teori yang dikenal berhubungan dengan stress dalam keluarga. Stress dalam keluarga tersebut bisa berasal dari si anak, orang tua(suami atau istri), atau situasi tertentu. Stress berasal dari anak misalnya dengan kondisi fisik, mental dan perilaku yang terlihat berbeda dengan anak-anak umumnya. Bayi dan usia balita, serta anak dengan penyakit kronis atau menahun juga merupakan salah satu penyebab stress. Stress yang berasal dari suami atau istri, misalnya gangguan jiwa (psikosis atau neurosis). Di masa lalu orang tua adalah korban dari kekerasan, orang tua terlalu perfek dengan harapan pada anak terlampau tinggi, orang tua yang terbiasa dengan sikap disiplin. Stress bisa berasal dari situasi tertentu misalnya salah satu orang tua terkena PHK (pemutusan hubungan kerja) atau pengangguran, pindah lingkungan, dan keluarga sering bertengkar.

         Namun tentunya teori tersebut hanya melingkupi kekerasan dalam rumah tangga saja, penyebab utama lainnya adalah kemiskinan ,masalah hubungan sosial dalam keluarga, masyarakat, atau komunitas. Lemahnya kontrol sosial dalam masyarakat dan hukum dari pengaruh kekerasan dalam nilai sosial kebudayaan dilingkungan sosial tertentu. Namun bagi saya penyebab utama terjadinya masalah ini adalah hilangnya nilai agama (moral) karena tentunya hanya dengan agama yang bisa mengatur masalah sosial berbasis kesadaran individu.   

         Seharusnya pemerintah, ormas-ormas yang ada di NTB, serta badan anti kekerasan lebih aktif lagi dalam mensosialisasikan mengenai kekerasan terhadap anak-anak dan perempuan di berbagai daerah, mulai dari daerah perkotaan hingga pedalaman. Sosialisasi seharusnya lebih persuasif lagi dalam mengajak masyarakat untuk bertindak anti kekerasan pada anak-anak dan perempuan. Agar masyarakat tahu pentingnya saling menjaga hak asasi manusia dan bertindak sesuai moral dan adat istiadat. Karena kita adalah budaya ketimuran yang harus merealisasikan semua kegiatan dan perbuatan sesuai aturan dan hukum yang ada. Dengan pembentukan ormas-ormas anti kekerasan pada anak-anak dan perempuan juga sangat mendukung. Sebaiknya setiap RT/RW memiliki ormas yang mengatur dan mengantisipasi tindak perbuatan kekerasan di lingkungannya. 

         Dalam hal ini, solusi utama yang diambil pemerintah provinsi NTB untuk mencegah dan menghentikan kekerasan pada anak dan perempuan, yaitu dengan melakukan pendekatan, pendekatan yang paling utama dan menjadi dasarnya yaitu pendekatan individu, yaitu dengan cara menambah pemahaman agama, karena tentunya seorang yang mempunyai pemahaman agama yang benar-benar kuat (terutama islam) bukan yang pura-pura kuat akan lebih tegar menghadapi situasi-situasi yang menjadi faktor terjadinya kekerasan. Terlebih dalam Islam telah mengajarkan aturan hidup dalam berumah tangga, baik sikap suami pada istri dan anak maupun sikap istri pada suami dan anak. Agama Islam sangat mengutuk segala macam bentuk kekerasan, Islam memperbolehkan bercerai jika ada kekerasan dalam rumah tangga. Pendekatan individu ini merupakan hal yang preventif sehingga menjadi sangat fundamental

       Kedua pendekatan sosial, melingkupi pendekatan partisipasi masyarakat dalam melaporkan dan waspada setiap tindakan kejahatan, terutama human trafficking.

       Pendekatan medis, untuk memberikan pelayanan dan perawatan baik secara pisik atau kejiwaan, juga memberikan penyuluhan terhadap orang tua tentang bagaimana mengasuh anak dengan baik dan benar.

       Terakhir adalah pendekatan hukum, kasus kekerasan yang parah tentu yang bertanggung jawab masalah ini adalah pemerintah untuk selalu mencari dan menanggapi secara sigap terhadap setiap laporan atau penemuan kasus kekerasan dan kejahatan dan menghukumnya dengan ketentuan hukum yang berlaku.

  sedangkan bagi korban kekerasan harus segera mendapatkan bantuan ahli medis serta dukungan dari keluarga. Karena kekerasan ini bisa menyebabkan perkembangan fisik dan psikis dari korban terguncang dibutuhkan penyembuhan untuk memupuk rasa percaya diri dan bangkit dari keterpurukan. Anak anak yang telah mengalami kekerasan memerlukan kasih dan perhatian yang ekstra dari lingkungannya. Kepedulian dan keramahan saudara, keluarga, teman-teman dan guru sangat dibutuhkan demi membantu anak mengatasi traumanya guna menata kehidupan di masa depan.

Selain pendekatan, saat ini beberapa daerah di NTB telah mendirikan UPTD PPPA (Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak). harapannya, dengan terbentuknya UPTD ini mampu membantu untuk memberdayakan perempuan, dan meningkatkan kualitas anak. 


Nah, itu dia speechnya, jangan lupa drop saran dan kritik kalian di bawah yaa, karena aku suka banget dikasih saran atau kritik, why? Ya, itu bisa bikin aku jadi lebih baik dan baik. Ok gaiss, tetap bernafas and see you on top☺


Visit me on


Instagram


https://instagram.com/tiara.larasatii?utm_medium=copy_link


LinkedIn


https://www.linkedin.com/in/tiara-larasati-bab7231bb-1corner

  Hai Hai! Welcome back to my blog! Kali ini aku mau bahas tentang salah satu organisasi baru yang temen-temen harus tau nih😁  Yuk langsun...